Kamis, 04 Desember 2014

Rawat Gigi Anak Sejak Dini
Jangan lupa periksakan kesehatan mulut setiap enam bulan sekali.
Eka Puspasari
Senin, 8 Februari 2010, 13:13 WIB
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)

VIVAnews - Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat dianjurkan. Namun Anda mungkin kerap bertanya kapan dan bagaimana Anda bisa membawa si kecil ke dokter gigi untuk pertama kali.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dokter gigi dengan seluruh peralatannya bisa menimbulkan ketakutan, bahkan bagi orang dewasa. Tapi tentu lebih baik melawan ketakutan daripada memiliki gigi keropos dan rongga mulut yang tidak sehat.

Asosiasi Dokter Gigi Kanada (CDA) menganjurkan agar anak dibawa ke dokter gigi enam bulan setelah gigi pertamanya muncul atau pada ulang tahun pertamanya. Memang terlihat terlalu dini namun CDA mengutamakan pencegahan karena gigi dan gusi yang sehat tidak datang seketika.
Jadwalkan kunjungan saat anak berusia dua atau tiga tahun, saat seluruh gigi susu telah tumbuh. Kemudian jangan lupa periksakan kesehatan mulut setiap enam bulan sekali.

Majalah Healthy Living melaporkan bahwa kunjungan sejak bayi sangat penting untuk mendeteksi masalah seputar gigi dan mulut yang mungkin timbul belakangan. Anda juga dapat meminta saran untuk menjaga kesehatan gigi anak.

Sebelum mengunjungi dokter gigi, Anda harus paham bahwa kesehatan gigi berawal dari rumah dan membutuhkan perhatian menyeluruh. Ajari anak untuk menggosok dan membersihkan gigi dengan benar.

Jadilah orang tua yang tegas, Anda harus bisa mengatakan tidak saat anak Anda merengek meminta makanan atau minuman manis. Pastikan anak menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Perhatikan kondisi pertumbuhan gigi anak. Segera kunjungi dokter gigi jika gigi tumbuh berantakan dan anak mengeluhkan kesulitan menggigit atau mengunyah. 
• VIVAlife   |   Share :  
Rawat Gigi Anak Sejak Dini
Jangan lupa periksakan kesehatan mulut setiap enam bulan sekali.
Eka Puspasari
Senin, 8 Februari 2010, 13:13 WIB
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)

VIVAnews - Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat dianjurkan. Namun Anda mungkin kerap bertanya kapan dan bagaimana Anda bisa membawa si kecil ke dokter gigi untuk pertama kali.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dokter gigi dengan seluruh peralatannya bisa menimbulkan ketakutan, bahkan bagi orang dewasa. Tapi tentu lebih baik melawan ketakutan daripada memiliki gigi keropos dan rongga mulut yang tidak sehat.

Asosiasi Dokter Gigi Kanada (CDA) menganjurkan agar anak dibawa ke dokter gigi enam bulan setelah gigi pertamanya muncul atau pada ulang tahun pertamanya. Memang terlihat terlalu dini namun CDA mengutamakan pencegahan karena gigi dan gusi yang sehat tidak datang seketika.
Jadwalkan kunjungan saat anak berusia dua atau tiga tahun, saat seluruh gigi susu telah tumbuh. Kemudian jangan lupa periksakan kesehatan mulut setiap enam bulan sekali.

Majalah Healthy Living melaporkan bahwa kunjungan sejak bayi sangat penting untuk mendeteksi masalah seputar gigi dan mulut yang mungkin timbul belakangan. Anda juga dapat meminta saran untuk menjaga kesehatan gigi anak.

Sebelum mengunjungi dokter gigi, Anda harus paham bahwa kesehatan gigi berawal dari rumah dan membutuhkan perhatian menyeluruh. Ajari anak untuk menggosok dan membersihkan gigi dengan benar.

Jadilah orang tua yang tegas, Anda harus bisa mengatakan tidak saat anak Anda merengek meminta makanan atau minuman manis. Pastikan anak menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Perhatikan kondisi pertumbuhan gigi anak. Segera kunjungi dokter gigi jika gigi tumbuh berantakan dan anak mengeluhkan kesulitan menggigit atau mengunyah. 
• VIVAlife   |   Share :  
Balita Gemar Sikat Gigi
Ajari balita anda menyikat gigi sejak dini agar kesehatan giginya terjaga hingga dewasa.
Nenden Novianti
Kamis, 2 April 2009, 16:51 WIB
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)
Balita Gemar Sikat Gigi (Drg.Insianna Damayanti)

VIVAnews - Sulit mengajari balita untuk sikat gigi? Kebiasaan menyikat gigi perlu ditanamkan sejak dini, karena kebiasaan ini akan dibawanya hingga dewasa kelak, sehingga kesehatan gigi dan mulutnya senantiasa terjaga dengan baik.

Gigi yang tumbuh pada masa balita disebut gigi susu. Pertumbuhan gigi susu akan lengkap ketika anak mencapai usia 24 bulan atau 2 tahun.Gigi susu berjumlah 10 buah pada rahang atas dan 10 buah pada rahang bawah.

Pada masing-masing rahang ada  4 gigi seri, 4 gigi geraham dan 2 gigi taring. Ketika  anak menginjak umur 6 tahun, gigi susu akan mulai tanggal satu demi satu untuk berganti dengan gigi tetap atau permanen.

Saat-saat seperti ini penting bagi para orang tua untuk mengawasi anak dalam memelihara dan menjaga kesehatan giginya hingga pada saatnya nanti gigi susu akan berganti dengan gigi permanen.

Menurut Drg.Insianna Damayanti dari Danta Dental Care, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua dalam rangka membiasakan anak menyikat gigi, yaitu selalu membersihkan mulut anak setiap habis makan dengan cara minum air putih dan menggosok gigi dan permukaan lidahnya, dengan jari telunjuk yang sudah dibalut kain kasa, atau handuk tipis yang bersih dan sudah dibasahi dengan air hangat. Cara ini membuat anak tidak cepat merasa enek atau mual karena ada benda yang masuk ke dalam mulutnya.

Usia 1 tahun keatas, buatlah kegiatan sikat gigi ini menjadi suatu acara yang menyenangkan anak. Ciptakan nyanyian yang menceritakan kegiatan menyikat gigi dengan nada yang riang. Bisa dengan memakai nada lagu “Bangun tidur ku terus mandi…” atau mencuplik dari lagu-lagu VCD anak-anak  seperti Barney and friends, anak sholeh dan lainnya.

Pilih sikat khusus anak dengan bulu sikat yang lembut. Mulailah penggunaan sikat tanpa pasta gigi,dimulai dengan rahang bawah. Rasa pasta gigi yang masih asing buat anak kadangkala menghambat.

Menyikat gigi dimulai dari rahang bawah membantu anak lebih mudah menjangkau gigi geliginya. Refleks bibir atas yang belum sempurna membuat anak cenderung lebih sulit menyikat gigi geligi pada rahang atas.

Untuk mengatasi hal ini,gigi geligi rahang atas tetap digosok dengan handuk kecil yang sudah dibasahi terlebih dahulu dengan air hangat.

Dudukan si kecil menghadap cermin,sikat gigi bersama-sama sambil menyanyikan lagu ciptaan anda. Apabila anak sudah biasa menyikat gigi pada rahang bawah, mulailah mencoba dengan gigi geligi rahang atas. Tetap selingi dengan permainan dan nyanyian agar balita anda senang dengan kegiatan ini.

Penggunaan pasta gigi dapat dicoba ketika anak sudah fasih menyikat giginya. Pilih yang mengandung fluor dengan rasa buah-buahan dan tidak mengandung detergen. Minimal  sikatlah gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Gigi yang sehat memiliki peran penting dalam pertumbuhan  si anak kelak. Dengan gigi sehat, nafsu makan meningkat, pengunyahan lancar anak pun mendapatkan gizi yang baik untuk pertumbuhan.
• VIVAlife   |   Share :  

Miliki Gigi Putih Secara Alamiah

Gigi putih tak sulit dimiliki. Hanya perlu perawatan rutin dan makanan sehat.

Rabu, 11 Februari 2009, 14:05 WIB
Nenden Novianti
VIVAnews - Memiliki senyum menawan dengan gigi yang putih cemerlang adalah dambaan setiap orang. Dengan gigi yang sehat dan putih membuat si pemilik gigi merasa terlihat lebih muda dan lebih percaya diri.

Menurut Drg.Insianna Damayanti, dokter gigi di Danta Dental Care, pada dasarnya tak sulit untuk mendapatkan gigi putih dan sehat  secara alamiah.
Hal paling penting yaitu dengan perawatan rutin dan benar, serta rawatlah gigi sebelum terlanjur rusak.
Berikut tips sederhana dari Drg. Insiana Damayanti untuk perawatan gigi yang utama :
- Membersihkan mulut termasuk menyikat gigi minimal 2 kali sehari.
- Pilih sikat yang dengan bulu cukup lembut, pilih ujung sikat yang sedekat mungkin dengan gigi geraham ujung.
- Menyikat gigi sesuai waktu dan cara yang tepat. Yaitu sehabis makan,30 menit sesudah makan,menunggu keasaman mulut kembali normal, dan sebelum tidur malam.
- Cara menyikat gigi bukan dengan gerakan horisontal tapi vertikal dari arah gusi ke ujung gigi. Dengan cara demikian secara tidak sengaja kita melakukan pemijatan pada gusi,peredaran darah akan lancar,sehingga gusi sehat,kenyal dan tidak mudah berdarah.
- Kontrol rutin setiap enam bulan sekali untuk mencegah terjadinya caries dan penumpukan karang gigi. Karang gigi dapat pula menimbulkan peradangan pada gusi yang salah satunya sering menyebabkan gusi berdarah.
- Perbanyak konsumsi makanan yang berperan memutihkan gigi secara alami,seperti apel,strawberi,wortel,seledri,brokoli,bayam,daun selada yang terbukti sangat manjur mencegah terjadinya noda pada gigi.

Gigi Putih dengan Bleaching

Cara cepat dan mudah ini bukannya tanpa resiko. Pahami dulu sebelum anda melakukannya.

Kamis, 12 Februari 2009, 09:27 WIB
Nenden Novianti
VIVAnews – Gigi yang sudah terlanjur bernoda tentu tak sedap dipandang. Bila perawatan rutin dan alamiah dirasa kurang, ada cara lain memutihkan kembali gigi, yaitu dengan teknikbleaching atau pemutihan. Cara pemutihan ini memang cepat dan mudah, meskipun tentu saja ada biayanya.

Sebelum melakukan bleaching, sebaiknya dipelajari dulu mengenai apa itu bleaching, kegunaan, dan apakah aman untuk dilakukan.

Menurut Drg.Insianna Damayanti dari Danta Dental Care, bleaching merupakan salah satu upaya untuk memutihkan gigi yang kuning atau yang terlihat kusam.Warna gigi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.

Faktor ekstrinsik adalah warna yang menempel diatas permukaan gigi disebabkan oleh perlekatan warna dari makanan, minuman seperti kopi, teh, wine, juga rokok dengan kandungan tar dan nikotin, yang terjadi secara perlahan dan dalam jangka waktu panjang.

Sedangkan warna instrinsik adalah gigi yang mengalami perubahan warna yang terjadi semasa pembentukan struktur gigi. Misalnya warna gigi yang keabu-abuan dikarenakan semasa kanak-kanak telah mengkonsumsi antibiotika sejenis tetrasiklin,atau semasa dalam kandungan ibunya.

Proses pemutihan gigi  dengan bleaching ini hanya bertahan dalam waktu enam bulan. Jika dilakukan berulang-ulang dapat merusak gigi khususnya lapisan paling luar yaitu email. Dampak lain yang dapat timbul yaitu gigi dapat mudah rapuh, timbul caries, ataupun peradangan mukosa mulut akibat penggunaan yang tidak tepat.

Memutihkan gigi yang dilakukan umumnya oleh masyarakat sendiri adalah dengan menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif sehingga pewarnaan gigi akibat makanan, minuman, rokok dapat berkurang.

Pemutihan gigi dapat dilakukan secara mekanik maupun dengan bahan kimia yang khusus dilakukan oleh dokter gigi. Pemutihan yang dilakukan oleh dokter gigi dikenal dengan sebutan in office bleaching dan yang dikerjakan sendiri dirumah disebut at home bleaching.

Salah satu bahan yang dipakai untuk memutihkan gigi adalah Hidrogen peroksida (H202) dan  Carbamide peroksida. Kedua bahan ini merupakan bahan yang reaktif. Hidrogen peroksida 10 persen sama dengan Carbamide peroksida 2 persen. Konsentrasi Hidrogen peroksida 30 hingga 50 persen dikhususkan untuk in office bleaching dengan waktu kontak 1-2 jam per kali kunjungan.

Karena itu demi keamanan harus dilakukan oleh  dokter gigi. Konsentrasi untuk penggunaan di rumah atau at home bleaching adalah 3 hingga 5 persen dengan waktu pemakaian 2-8 jam perhari selama kurang lebih lima hari tergantung dari keinginan si pemakai,apabila pada hari ketiga telah mencapai warna yang diinginkan, pemakaian dapat dihentikan. Perubahan warna dapat mencapai satu tingkat  atau lebih  dengan menggunakan panduan pengukuran warna atau shade guide.

Proses pemutihan gigi ini tidak tanpa resiko. Pemakaian at home bleaching yang membutuhkan waktu kontak lebih lama dapat pula beresiko menimbulkan peradangan pada mukosa mulut atau rasa ngilu pada gigi. Untuk meminimalisasi resiko diperlukan perlindungan gusi dengan bahan khusus sehingga dapat menetralisasi.
Gigi anda berlubang seperti di foto ini?

Bagaimana rasanya??
Tentunya sakit, ngilu sampai ke kepala.

Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor, faktor utama adalah karena cara menggosok gigi yang kurang bersih, sehingga sisa makanan yang tersisa akan membusuk karena bakteri dan mengakibatkan gigi berlubang.
Apakah dampak dari gigi berlubang? Tentunya selain sakit, ada hal lain yang lebih membahayakan diri anda bila gigi berlubang dibiarkan begitu saja. Ternyata gigi berlubang bisa mengakibatkan penyakit jantung dan radang selaput otak.
Kok Bisa???
Yupp... Gigi berlubang, bila dipakai mengunyah makanan, maka kuman dan bakteri yang ada didalam gigi tersebut akan ikut masuk ke dalam beserta makanan, dan bisa masuk ke jantung. Begitu pila bila gigi berlubang ini bengkak karena infeksi, maka lama kelamaan bisa menjadikan radang sinusitis yang kemudian bisa menjalar ke selaput otak, meningitis.

Tentunya sahabat Danta tidak ingin itu terjadi kepada anda sekalian bukan???
Maka, periksakan dan rutinlah merawat gigi anda pada dokter gigi pilihan anda.

Salam sehat selalu,